Asumsi Bersuara

Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Sebuah pepatah yang menyiratkan jika kita saling bahu-membahu alhasil lebih mudah menghadapinya. Dalam kondisi pandemi, dimana bencana tidak lagi bersifat alamiah. Situasi mengharuskan setiap kota untuk aktif dalam proses mitigasi. Hal ini melingkupi; membuat perencanaan sebelum bencana terjadi, merespons bencana di masa tanggap darurat, dan tindakan – tindakan yang perlu diambil di masa pemulihan bencana.  Hal ini bisa dicapai jika pemahaman riset—terutama riset aglomerasi menjadi dasar pengambilan kebijakan agar tak salah arah. Bersama dengan Ibu Harkunti Pertiwi Rahayu,  seorang pengajar di Insititut Teknologi Bandung (ITB) dan Ketua Asosiasi Ahli Bencana Indonesia akan menjelaskan betapa pentingnya perspektif aglomerasi dalam penanganan bencana. Apakah sebuah kota bisa menghadapi bencana secara mandiri? Bagaimana sebuah kota menghadapi bencana yang berdampak pada perekonomian di kota tersebut? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Fitri Bintang Timur, Peneliti CSIS dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia akan berbincang dengan rayestu mengenai ketegangan di Hongkong. Sejak Cina di berlakukan undang-undang keamanan nasional, sejumlah warga Hongkong mulai khawatir dan merasa Cina sedang berusaha mengurangi otonomi Hongkong. UU ini dianggap akan menebar ketakutan dan membungkam ruang publik di wilayah Hongkong. Tidak hanya itu, lewat UU tersebut Cina akan mendirikan kantor keamanan baru di Hong Kong yang tidak berada di bawah yurisdiksi otoritas Hongkong. UU ini juga berpotensi menangkap warga asing yang dari luar negeri saat kedatangannya di Hong Kong. Apakah UU ini sebegitu menakutkan bagi warga Hongkong? Bagaimana sikap Indonesia sejak diberlakukan UU Keamanan Nasional Cina dan apa yang bisa kita pelajari?   Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 12 Tahun 2020 yang mengatur tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di wilayah Indonesia beserta berbagai petunjuk teknis lainnya yang dianggap menuai kontroversi karena mengizinkan benur (benih lobster) bisa diekspor. Menteri Edhy Prabowo berdalih kalau larangan ekspor tersebut justru lebih banyak mudaratnya kepada nelayan. Dia juga bilang kalau lobster jauh dari kata punah.  Ahmad Baihaki, seorang konsultan independen di bidang kelautan dan perikanan akan banyak membahas isu kebijakan perikanan di Indonesia. Apa sebenarnya maslaah utama dari nelayan di Indonesia? Benarkah dengan membuka keran ekspor justru lebih menguntungkan nelayan? Dengan garis pantai terpanjang di ASEAN mengapa kita tidak berfokus untuk melakukan budidaya di sektor perikanan? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Hiruk-pikuk persoalan pandemi perlahan membuat kita bosan. Jauh dari situ, Asumsi Bersuara kedatangan seorang Fahri Hamzah. Mantan Wakil Ketua DPR yang sekarang mencoba peruntungan baru lewat Partai Gelora, bentukannya bersama Anis Matta dan Mahfudz Siddiq. Pertanyaan terkait ideologi partai yang terkesan serupa dengan PKS menjadi tantangan Fahri dkk. Berkaca pada pemilu 2019, tidak ada partai baru yang berhasil lolos ke Senayan, akankah Gelora bernasib sama? Kami juga berkesempatan untuk tahu  bagaimana pandangan beliau tentang sistem pemilu dan regulasi financial budgeting untuk partai politik. Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Kebijakan narkotika di Indonesia dianggap terlalu punitif. Hasilnya, kapasitas lapas menjadi overcrowding. Padahal dibanyak negara sudah mulai ada wacana untuk dekriminalisasi narkoba, bahkan ada beberapa negara yang mulai proses legalisasi. Pada episode Asumsi Bersuara with Rayestu minggu ini, kita kedatangan Yosua Octavian. Koordinator Penanganan Kasus Narkotika di LBH Masyarakat.  Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Pemerintah sempat menerbitkan global bonds dengan total 4,3 milliar dollar sebagai upaya memperoleh pendanaan untuk keluar dari krisis COVID-19. Global bonds ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Selanjutnya, pemerintah juga menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI017) yang bertujuan untuk fleksibilitas bagi APBN dan menjaga likiuditas dalam negeri. ORI017 diklaim sebagai stimulus untuk tetap berada di jalur aman pasar domestik. Dengan bunga (fixed rate) 6,4% tiap tahunnya dan klaim tidak akan gagal bayar menjadi nilai tawar dari ORI017. Bersama dengan Direktur Surat Utang Negara Kang Deni Ridwan, Asumsi Bersuara berkesempatan untuk membahas potensi ORI017. Apakah penerbitannya justru menambah beban utang negara jauh lebih besar? Bagaimana mekanisme ORI017 menjaga daya beli masyarakat dan menjadi pilihan yang tepat  semasa pandemi? Selengkapnya hanya di Asumsi Bersuara!

Orang kehilangan pekerjaan karena diminta menghentikan pekerjaannya akibat COVID-19. Situasi pandemi membuat aktivitas perekonomian berhenti dan membuat gelombang phk besar - besaran. Pemerintah merespon dengan menyiapkan anggaran sejumlah 695,2T atau sepertiga dari APBN sebagai upaya stimulus untuk bisa keluar dari ancaman resesi akibat COVID-19. Melalui UU No. 2 tahun 2020. Pemerintah juga merevisi angka defisit anggaran terhadap APBN. Bersama Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Beliau akan membahas mengenai kondisi perekonomian Indonesia di tengah pandemi. Apakah pump priming fiscal cukup untuk melewati badai pandemi ini? Dan bagaimana relaksasi pajak dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Desentralisasi di Indonesia ternyata membuat dinasti politik punya eskalasi yang jauh lebih besar dan terstruktur. Ada ratusan kepala daerah dan anggota legislatif yang punya afiliasi satu sama lain. Banyak jalan bagaimana seseorang mulai membentuk trah politiknya. Ada yang bermula dari anak ketua partai, istri kepala daerah atau mantan ASN. Lantas, bagaimana konstitusi melihat dinasti politik? Bukankah demokrasi menjamin keadilan terhadap kekuasaan politik secaa berkala? Mungkinkah berdampak buruk? Pada episode kali ini Asumsi Bersuara akan bakalan membahas dinasti politik bareng Yoes C. Kenawas. Kandidat PhD Political Science di Northwestern University. Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Akhir Mei, publik Amerika Serikat dihebohkan dengan kejadian George Floyd di Minnesotta mengakibatkan gelombang protes masif di hampir seluruh kota besar di Amerika. Floyd dituduh menipu kemudian ditangkap, dijatuhkan, dan ditindih di leher dengan lutut sampai mati oleh seorang polisi bernama Derek Chauvin. Tragedi ini menimbulkan banyak pertanyaan lagi tentang kisah pilu kekerasan, penindasan, dan masalah rasisme yang sistemik di Amerika, sehingga penting untuk menyuarakan bahwa #BlackLivesMatter, nyawa orang kulit hitam juga berarti. Bersama Choky Ramadhan yang mengabarkan langsung kondisi di Amerika Serikat. Seorang Pengamat Hukum sekaligus mahasiswa PhD di University of Washington School of Law akan berbincang perihal isu mengenai police brutality Apa kira-kira penyebabnya? Apakah mungkin terjadi reformasi di kepolisian Amerika Serikat?  Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Tahun ini sudah terlalu banyak kabar kurang baik mulai dari krisis kesehatan sampai krisis ekonomi. Sayangnya, kabar ini juga diikuti oleh komentar - komentar yang tidak populis. Asumsi Bersuara with Rayestu kedatangan lagi Pandji Pragiwaksono untuk ngobrolin hal santai dan asik seputar komunikasi politik pejabat sampai komentar influencer. Apa benar respon mereka terhadap suatu krisis seperti itu? Tidakkah mereka menyadari bahwa komentarnya menimbulkan kegaduhan? Disengaja? Atau tidak?  Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Belakangan, masyarakat mulai kembali beraktivitas dibawah bayang-bayang PSBB.  Sekarang mungkin kita sedang merasakan multiplier effect dari pandemi ini. Dimana kesulitan ekonomi mulai terasa, orang mulai kehilangan pekerjaan, dan krisis kepercayaan terhadap pemerintah makin mendalam. Pandu Riono (@drpriono) Epidmolog dari Universitas Indonesia bakalan hadir di Asumsi Bersuara with Rayestu. Mereka akan berbincang perihal kurva epidemologi dan kapan sebenarnya pelonggaran PSBB bisa dijalankan? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Setelah membahas lebih dalam soal aspek kedokteran, kesehatan masyarakat, ekonomi sampai perilaku individu. Permasalahan selanjutnya dari pandemi COVID-19 adalah produk hukum yang mengikatnya. Bersama Naufal Fileindi seorang pengacara dan host podcast Legal101. Asumsi Bersuara with Rayestu akan membahas banyak mengenai apakah relaksasi yang diberikan oleh pemerintah saat ini sudah mengikat secara hukum? Bisakah surat edaran dari kementerian dijadikan referensi penundaan pembayaran Tunjangan Hari Raya? Bagaimana jika kondisi pandemi ini membawa dispute bagi pekerja dan pengusaha? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Minggu kemarin, linimasa twitter diramaikan dengan perbincangan soal bocornya data dari pengguna Tokopedia yang diperjualbelikan dalam laman DarkWeb seharga $5000 atau seharga 73 juta rupiah.  Asumsi Bersuara with Rayestu kali ini kedatangan tamu Teguh Aprianto yang merupakan Cyber Security Researcher di Ethical Hacker Indonesia. Nah, obrolan kali ini akan banyak membahas perihal bagaimana seseorang mendapatkan data dari sebuah platform digital?  Lantas, langkah apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang awam yang tidak mengerti standar keamanan data?  Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Sudah dua bulan COVID-19 menginfeksi Indonesia. Informasi terkait kebenaran pandemi ini mulai diragukan. Banyak teori simpang siur mulai beredaran di Internet. Asumsi Bersuara with Rayestu akan ngobrol ringan bersama Alanda Kariza (@alandakariza) Peneliti Behavioural Economist tentang bagaimana  informasi yang bias menyebabkan munculnya teori konspirasi? Apakah ini akan mempengaruhi perilaku kita dalam bertindak? Kenapa orang-orang cenderung percaya terhadap hal yang tidak scientific?  Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Asumsi Bersuara with Rayestu berkesempatan berbincang dengan Gita Wirjawan (@gwirjawan) Mantan Menteri Perdagangan era SBY tentang peluang Indonesia untuk bertahan/recovery setelah berakhirnya COVID-19. Bagaimana seharusnya kebijakan fiskal di Indonesia saat pandemi masih berlangsung? Berapa banyak uang yang harus digelontorkan pemerintah untuk? Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Kali ini Asumsi Bersuara with Rayestu berkesempatan ngobrol bareng sama dr. Irmansyah (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan di Balitbangkes Kementerian Kesehatan). Pada episode kali ini kami akan membahas teknis tentang bagaimana menentukan level konsisten dari sampel terduga COVID-19? Serta peran aktif Indonesia dalam penelitian bersama WHO untuk menemukan vaksin COVID-19. Terakhir, dr. Irmansyah juga akan membagikan tips sebagai seorang psikiatri agar kamu tidak stres selama pandemi ini. Selengkapnya di Asumsi Bersuara!

Masih dalam edisi WFH. Di tahun 2020, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan kembali menunjukkan tren positif, yaitu sebesar 3,4 persen. Namun, tampaknya perlu ada revisi dari angka tersebut, khususnya setelah WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. Banyak ekonom mengeluarkan rekomendasi yang mendesak Pemerintah untuk bertindak cepat dan menganjurkan kebijakan fiskal untuk respons dampak eksternalitas dari COVID-19. Asumsi Bersuara ke-65 ini, Mantan Menteri Keuangan (2013-2014) Chatib Basri  akan ngobrol bareng Rayestu untuk menjelaskan skenario kebijakan fiskal yang dapat dilakukan Indoneisa serta saran bagaiaman seharusnya Indonesia merespons pandemi yang sedang berlangsung ini. Selengkapnya di Asumsi Bersuara minggu ini!

Pemerintah di anggap telat dalam  menerapkan social distancing dan physical distancing untuk menghambat penyebaran virus Covid-19. Keterbukaan informasi terkait wabah ini juga menjadi catatan. Banyak yang membandingkan kebijakan Indonesia tertinggal jauh dibanding negara tetangga. Saat ini Pemerintah tengah memberlakukan kebijakan rapid test sebagai upaya deteksi awal calon pasien positif Covid-19. Tepatkah? Pada edisi pertama podcast versi WFH ini. Rayestu akan berbincang dengan Ainun Najib penggagas kawalcovid.id. Selengkapnya di Asumsi Bersuara

Ada banyak bentuk investasi mulai dari reksadana, deposito, pasar uang, sampai pasar saham. Dalam hukum investasi, kita mengenal istilah semakin menguntungkan, semakin tinggi resikonya. Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Di edisi khusus Asumsi Bersuara with Rayestu kali ini, kita ngobrol bareng Diaz Adritya Putra, Wealth Specialist/Advisory Bank Mandiri. Hmm, kira - kira gimana ya investasi yang aman dan menguntungkan? Apa iya, cukup dengan melihat bunga kita bisa langsung investasi? Selengkapnya di Asumsi Bersuara bersama Bank Mandiri!

Andrew Yang pernah memberikan proposal utama Universal Basic Income ketika mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat lewat Partai Demokrat. Programnya diberi nama 'Freedom Dividend' sebesar 1000 USD ke setiap orang dewasa di Amerika. Belakangan ide ini justru mendapat momentum akibat pandemi virus COVID-19. Sebagian orang beranggapan bahwa kondisi ini membuat keadaan keuangan rumah tangga menjadi sulit, apalagi bagi mereka yang bekerja di sektor informal. Terlebih rencana di-PHK atau dikurangi shift-nya akibat pandemi membuat ketidakpastian bagi rumah tangga dan mengganggu pola konsumsi masyarakat. Pada episode kali ini, rayestu dan Sonny Mumbunan Ekonom Senior WRI dan Pendiri Basic Income Lab UI (@basicincome_lab) akan menjawab kekhawatiran dan ketidakpastian kondisi tersebut dengan rancangan Basic Income. Selengkapanya di Asumsi Bersuara!